SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN JERMAN
AKUNTANSI
INTERNASIONAL
Disusun
oleh:
Maretta
Fransiska (24210200)
Odelia JelitaK (25210245)
Risma Puspita
Sari (26210052)
Zulfa Amalia Anugrah (28210836)
KELAS : 4EB04
Iklim akuntansi Jerman
terus berubah semenjak Perang Dunia II. Pada masa itu, akuntansi bisnis
menenkankan daftar akun nasional dan seksional (seperti Perancis). Commercial code menetapkan beragam
prinsip tentang “pembukuan yang rapi”, dan audit yang mandiri hampir tidak
selamat dari perang.
Dalam sebuah kejadian
besar, Corporation Law tahun 1965 memindahkan sistem laporan keuangan Jermann
ke arah pemikiran Inggris-Amerika (tapi hanya untuk perusahaan-perusahaan yang
lebih besar). Dibutuhkan lebih banyak pengungkapan, penggabungan terbatas, dan
laporan menajemen perusahaan. Laporan manajemen dan persyaratan audit tambahan
menjadi persyaratan hukum melalui Corporate Publicity law tahun 1969.
Pada awal tahun
1970-an, Uni Eropa mulai mengeluarkan perintah penyelarasannya di mana
negara-negara anggotanya diwajibkan untuk menggabungkan diri dengan
undang-undang nasionalnya. Perintah Uni Eropa Keempat, Ketujuh, dan Kedelapan
semuanya memasuki undang-undang Jerman melalui Comprehensive Accounting Act
pada 19 Desember 1985. Legislasi ini sangat luar biasa karena:
(1) menggabungkan semua persyaratan akuntasi,
laporan keuangan, pengungkapana, dan audit Jerman ke dalam satu undang-undang;
(2) undang-undang tunggal ini ditetapkan
menjadi buku ketiga dari GermanComercial
Code (HGB), sehingga bisa diterapkan untuk semua entitas bisnis, dari
menitraan terbatas hingga perusahaan pribadi dan publik; dan
(3) peraturan ini sebagian besar
didasarkan pada konsep dan praktik Eropa.
Ada dua undang-undang baru
yang dikeluarkan pada tahun 1998. Undang-undang yang pertama menambahkan sebuah
paragraf baru dalam buku ketiga German
Commercial Code yang memungkinkan perusahaan yang mengeluarkkan ekuitas
atau utang pada pasar modal resmi untuk menggunakan prinsip akuntansi
internasional dalam laporan keuangan gabungan mereka. Undang-undang yang kedua
memungkinkan adanya penetapan perusahaan sektor swasta untuk menyusun standar
akuntansi bagi laporan keuangan gabungan.
Perlindungan
kreditor merupakan perhatian utama dari akuntansi Jerman
seperti yang dibubuhkan pada Commercial
Code. Penilaian neraca konservtaif sangat penting bagi perlindungan
kreditor. Hal ini menciptakan kecenderungan untuk menilai rendah aset dan
memberi nilai yang tinggi untuk utang. Simpanan dianggap sebagai perlindungan
terhadap resiko yang tidak terduga dan kemungkinan kebangkrutan. Tindakan ini
juga menyebabkan adanya jumlah
pendapatan konservatif yang menjadi dasar untuk deviden pemilik. Jadi,
akuntansi Jerman di rancang untuk menghitung jumlah pendapatan yang tepat yang
bisa menjaga kreditor setelah adanya
pembagian kepada pemilik.
Undang-undang
perpajakan juga sangat menentukan akuntansi komersial. Prinsip
penentuan (massgeblichkeitprinzip)
menyatakan bahwa penghasilan kena pajak ditentukan oleh apa pun yang dibukukan
dengan catatan keuangan sebuah badan usaha. Ketentuan pajak yang ada hanya bisa
diguunakan jika benar-benar dibukukan. Ini berarti, di antara lain, bahwa
setiap depresiasi khusus atau drastis yang digunakan untuk kepentingan pajak
juga harus dibukukan untuk tujuan laporan keuangan. Dominasi akuntansi pajak
berarti tidak ada perbedaan antara laporan keuangan yang disusun untuk tujuan
pajak dan dipublikasikan dalam laporan keuangan.
Karakteristik
dasar ketiga dari akuntansi Jerman adalah ketergantungannya pada keputusan
undang-undang dan pengadilan. Tidak d lagi yang
memiliki kekuatan mengikat atau otoritatif. Untuk memahami akuntansi Jerman,
seseorang harus melihat pada HGB dan bentuk keputusan hakim.
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Sebelum
tahun 1998, Jerman tidak memiliki fungsi penyusunan standar akuntansi keuangan,
karena hanya dipahami oleh negara-negara yang berbahasa Inggris. German
Institute memberikan konsultasi tentang beragam proses pembuatan undang-undang
yang mempengaruhi akuntansi dan laporan keuangan, tapi persyaratan hukum
merupakan kekuasaan tertinggi. Konsultasi yang sama diberikan oleh Frankfurt
Stock Exchange, persatuan dagang Jerman, dan akademi akuntansi. Undang-undang
tahun 1998 tentang kendali dan transparasi (disingkat KonTrag) memperkenalkan
persyaratan bagi menteri Kehakiman untuk memberikan tujuan-tujuan berikut:
· Mengembangkan rekomendasi untuk
penerapan standar akuntansi dalam laporan keuangan gabungan.
· Menganjurkan Menteri Kehakiman mengenai
standar akuntansi yang baru.
· Mewakili Jerman dalam organisasi
akuntansi internasional seperti IASB.
German
Accounting Standards Committee (GASC), atau dalam bahasa
Jerman, Deutsches Rechnungslegungs
Standards Committee (DRSC), didirikan tidak lama sesudahnya , dan
selanjutnya diesmikan oleh Menteri Kehakiman sebagai otoritas penyusunan
standar Jerman.
GASC mengawasi German
Accounting Standards Board (GASB), yang melakukan pekerjaan teknis dan
mengeluarkan standar akuntansi. GASB berisi tujuh orang ahli audit, analisa
keuangan, akademis , dan industri yang mandiri. Kelompok kerja dibentuk unutk
menguji dan membuat rekomendasi atas masalah sebelum mencapai dewan. Sebagai
sebuah aturan, kelompok-kelompok kerja ini memiliki perwakilan keuangan,
pertimbangan GASB yang mengikuti sebuah proses dan pertemuan bersifat terbuka.
Ketika dikeluarkan, standarnya harus disetujui dan di publikasi oleh Mentri
kehakiman.
Sistem penyusunan
standar akuntansi Jerman secara umum sama dengan sistem yang digunakan di
Inggris dan Amerika Serikat, dan sama dengan IASB. Namun penting unutk
menekankan bahwa standar GASB merupakan rekomendasi otoriter yang hanya berlaku
untuk laporan keuangan gabungan. Standar tersebut tidak membatasi atau mengubah
persyaratan HGB. GASB diciptakan untuk mengembangkan susunan standar Jerman
yang sesuai dengan standar akuntansi internasional. Semenjak pendiriannnya,
GASB telah mengeluarkan German Accounitng
Standards (GAS) pada masalah-masalah seperti laporan arus kas, laporan segmen,
pajak-pajak yang ditangguhkan, dan strategi baru yang menyejajarkan program
kerjanya dengan upaya IASB untuk mencapai sebuah pemusatan standar akuntansi
global. Perubahan ini mengakui adanya persyaratan Uni Eropa untuk IFRS bagi
perusahaan-perusahaan yang terdaftar.
Financial Accounting
Control Act (disingkat BilKog) didirikan pada tahun 2004 untuk meningkatkan
kepatuhan persyaratan laporan keuangan Jerman dan IFRS oleh perusahaan yang
terdaftar.
Undang-undang tersebut
membuat dua susunan sistem pelaksaan. Dewan sektor swasta, Financial Reporting Enforcement Panel (FREP), meninjau laporan
keuangan yang dianggap tidak biasa. Dewan ini juga melakukan tinjauan acak pada
laporan keuangan. FREP bergantung pada perusahaan untuk memperbaiki semua masalahnya
dengan suka rela. FREP memberikan masalah-masalah yang tidak terpecahkan pada
Federal Financial Authority (disingkat dalam bahasa Jerman menjadi BaFin),
dewan pengaturan sektor publik yang mengawasi perdagangan saham (pasar modal)
dan perbankan serta industri asuransi, Bafin selanjutnya akan mengambil
tindakan otoritatif untuk mengatasi masalah tersebut. BaFin menyerahkan auditing yang meragukan kepada
Wirtschaftspruferkammer.
Akuntan Publik resmi di
Jerman disebut dengan Wirtschaftprufer
(WPs), atau pemeriksa perusahaan. Semua WP secara hukum diwajibkan untuk
bergabung dalam Chamber of Accountant resmi (Wirtschaftspruferkammer). Auditor
Oversight Commission, yang melapor pada Menteri Ekonomi dan Perburuhan,
bertanggung jawab atas pengawasan Chamber of Accountants. Dengan standar
internasional, profesi audit (akuntansi) Jerman adalah kecil. Accounting Act
tahun 1985 memperluas persyaratan audit untuk lebih banyak perusahaan.
Hasilnya, dewan auditor susunan kedua dibentuk pada akhir 1980-an. Orang-orang
ini, uang dikenal dengan pemeriksa buku sumpah (Vereidigte Buchprufer), hanya
diizinkan untuk mengaudit perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, seperti
yang dijelaskan dalam undang-undang. Jadi, ada dua kelas auditor yang secara
hukum setuju untuk melakukan pemeriksaan audit perusahaan secara mandiri.
Laporan audit Jerman menekankan kepatuhan persyaratan daripada “tinjauan yang
baik dan benar.” Dibawah ini, paragraf opini dari KPMG pada laporan keuangan
perusahaan otomobil BMW tahun 2005:
Opini Audit pada
Laporan Keuangan BMW
Menurut pendapat kami, berdasarkan pada
penemuan audit kami, laporan keuangan gabungan sesuai dengan IFRS, seperti yang
digunakan oleh Uni Eropa, persyaratan tambahan dari German Commercial Law,
menurut § 315a Abs. 1 HGB dan memberikan tinjauan yang baik dan benar dari aset
bersih, posisi keuangan, dan hasil operasi Grup sesuai dengan persyaratn
tersebut. Laporan manejemen Grup sesuai dengan laporan keuangan gabungan dan
sebagai sebuah kesatuan memberikan kesempatan serta risiko pengembangan masa
depan.
Munich, 24 februari 2006
KPMG Deutsche
Treuhand-Gesselschaft
SUMBER: Laporan Tahunan BMW tahun
2005,hal. 125.
Laporan Keuangan
Undang-undang Jerman menetapkan
persyaratan akuntansi, audit, dan laporan keuangan yang berbeda bergantung pada
ukuran perusahaan alih-alih pada bentuk
organisasi bisnisnya. Ada tiga kelas ukuran usaha kecil, menengah, besar
ditentukan berdasarkan total neraca, total penjualan tahunan, dan jumlah
pegawai. Perusahaan dengan saham yang dijual secara umum selalu dianggap
sebagai perusahaan besar. Undang-undang menetapkan isi dengan format laporan
keuangan, yang mencakup hal-hal berikut:
1.
Neraca
2.
Laporan laba rugi
3.
Catatan
4.
Laporan manajemen
5.
Laporan auditor
Perusahaan-perusahaan
kecil dibebaskan dari persyaratan audit dan diperbolehkan untuk menyusun sebuah
neraca singkat. Perusahaan-perusahaan kecil dan
menengah juga memiliki persyaratan pengungkapan yang lebih sedikit unutk
catatan mereka. Sebuah laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas pemilik
diharuskan untuk laporan leuangan gabungan tapi tidak untuk laporan perusahaan
pribadi.
Bagian catatan dalam
laporan keuangan biasanya ektensif, khususnya untuk perusahaan-perusahaan
besar. Pengungkapan mencakup prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan, tingkatan
di mana pendapatan dipengaruhi oleh potongan pajak, kewajiban pensiun yang
tidak diakui, penjulan berdasarkan produk dan pasar geografis, kewajiban
bersyarat yang tidak diakui, dan jumlah pegawai rata-rata. Laporan manajemen
menjelaskan posisi keuangan dan perkembangan bisnis selama tahun tersebut,
peristiwa penting setelah penyusunan neraca, perkembangan masa depan yang
diharapkan, dan kegiatan riset dan pengembangan. Perusahaan-perusahaan yang
sahamnya dijual kepada masyarakat diwajibkan untuk menyertakan bagian
pengungkapan tambahan. Mereka juga harus memberikan laporan keuangan singkat
per 6 bulan yang ditinjau oleh seorang auditor dan disertai oleh sebuah laporan
manajemen interim.
Sebuah keistimewaan
dari sistem laporan keuangan Jerman adalah adanya laporan pribadi dari auditor
kepada dewan direktur dan dewan pengawas perusahaan. Laporan ini mengomentari
prospek masa depan perusahaan dan, khususnya, faktor-faktor yang bisa mengancam
kelangsungannya. Auditor harus menjelaskan dan menganalisis artikel-artikel
dalam neraca yang memiliki pengaruh material terhadap posisi keuangan
perusahaan. Auditor juga harus mengevaluasi akibatnya dan memberikan penilaian
pada semua pilihan akuntansi yang signifikan. Laporan ini bisa berjumlah
ratusan halaman untuk perusahaan-perusahaan besar Jerman. Untuk dicatat,
laporan ini merupakan informasi perusahaan, tidak diberikan untuk pemegang
saham.
Pengukuran Akuntansi
Berdasarkan Commercial Code (HGB),
metode pembelian (akuisisi) merupakan metode penggabungan yang mendatar, tapi
penyatuan kepentingan (pooling interest)
bisa diterima dalam keadaan tertentu. Ada dua bentuk metode pembelian yang
diizinkan:
·
metode nilai-buku dan
·
metode revaluasi (biasanya berbeda dalam
laporan kepentingan minoritas).
Aset dan utang dari badan
usaha yang diakuisisi dinaikkan pada nilai yang ada, dan setiap jumlah yang
ditinggalkan merupakan nilai baik (goodwill),
yang bisa digunakan untuk menutup kerugian dalam ekuitas atau diamortisasi
secara sistematis melebihi masa manfaatnya. Undang-undang menyebutkan bahwa 4
tahun sebagai periode amortisasi yang berkala, tapi jangka waktu hingga 15
tahun merupakan hal yang wajar. Metode ekuitas digunakan untuk asosiasi yang
memiliki 20% atau lebih kepemilikan, tapi hanya dalam laporan keuangan
gabungan. Usaha bersama bisa dihitung dengan menggunakan penggabungan
proporsional maupun metode ekuitas. Oleh karena HGB tidak memiliki persyaratan
untuk translasi mata uang asing, perusahaan-perusahaan Jerman menggunakan
beberapa metode. Perbedaan translasi juga diatasi dalam berbagai cara.
GAS
lebih restriktif daripada HGB dalam laporan keuangan gabungan. Berdasarkan GAS
4, metode revaluasi harus digunakan, dimana aset dan utang yang didapatkan
dalam sebuah penggabungan bisnis dinilai kembali berdasarkan harga pasar, dan
kelebihannya dialokasikan ke goodwill. Goodwill diuji setiap tahun untuk
mengetahui adanya penurunan. GAS 14 menggunakan pendekatan mata uang fungsional
terhadap translasi mata uang asing, setara dengan IFRS.
Harga
perolehan merupakan dasar untuk menilai aset terwujud. (Jerman merupakan salah
satu penganut paling loyal terkait prinsip harga perolehan. Sikap kuatnya
terhadap anti-inflasi merupakan hasil dari penghapusan dua periode inflasi yang
mngerikan yang dilalui pada abad ke-20). Persediaan dicatat pada biaya atau
pasar yang lebuih rendah; FIFO, LIFO, dan rata-rata merupak metode untuk
menentukan biaya. Depresiasi aset tetap disesuaikan dengan penurunan tingkat
pajak.
Biaya
riset dan pengembangan dibebankan saat terjadinya. Pinjaman dana biasanya tidak
dikapitalisasi, tapi kewajiban pensiun diakui berd sarkan penentuan nilai
tafsiran yang sesuai dengan undang-undang perpajakan. Pajak-pajak yang
ditangguhkan biasanya tidak muncul dalam akun perusahaan pribadi, karena pajak-pajak
tersebut telah ditetapkan. Namun, pajak-pajak tersebut bisa muncul dalam
laporan gabungan jika metode akuntansi yang digunakan untuk penggabungan
berbeda ddengan yang digunakan untuk akun pribadi. Dalam kasus ini, pajak-pajak
yang ditangguhkan harus disusun menggunakan metode uang.
Provisi
sebagai estimasi beban atau kerugian masa depan digunakan. Provisi harus
disusun unutk beban pemeliharaan tangguhan, jaminan produk, kerugian potensial
dari transaksi yang tertunda, dan kewajiban yang tidak pasti lainnya. Provisi
opsional, seperti perbaikan utama, juga dibolehkan. Sebagain besar perusahaan
membuat provisi sebesar mungkin karena beban yang dibukukan secara hukum
langsung mempengaruhi penentuan penghasilan kena pajak. Provisi memberikan
perusahaan-perusahaan Jerman banyak kesempatan untuk mengatur pendapatan. Porsi
laba ditahan sering kali dialokasikan untuk simpanan tertentu, termasuk
simpanan wajib dan hasil dari provisi.
Perusahaan-perusahaan
Jerman yang terdaftar harus menyusun laporan keuangan gabungan mereka menurut
IFRS. Perusahaan-perusahaan lain memiliki pilohan untuk menggunakan IFRS
ataupun peraturan Jerman yang dijelaskan di atas untuk tujuan penggabungan.
Kedua pilihan tersebut didapati dalam praktiknya, dan pembaca laporan keuangan
Jerman harus berhati-hati untuk mengetahui standar akuntansi mana yang akan
diikuti.
RINGKASAN PRAKTIK AKUNTANSI IFRS dan NEGARA JERMAN
IFRS
|
JERMAN
|
|
Kombinasi bisnis:
Pembelian atau penyatuan
Goodwill
Asosiasi
Valuasi aset
Beban depresiasi
Valuasi persediaan LIFO
Kemungkinan rugi
Pinjaman dana
Pajak tangguhan Simpanan untuk
manipulasi laba
|
Pembelian
Kapitalisasi dan pengujian penurunan
nilai
Metode ekuitas
Harga perolehan dan harga pasar
Dasar ekonomi
Tidak diizinkan
Diakui
Diakui
Tidak
|
Pembelian
Kapitalisasi dan amortisasib
Metode ekuitas
Harga perolehan
Dasar pajak
Diizinkan
Diakui
Tidak kapitalisasi
Tidak diakui
Digunakan
|
b bisa juga
dimasukan ke dalam simpanan
DAFTAR PUSTAKA
·
Choi, Frederick D.S dan gary K. Meek.
2010. International Accounting Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar