Minggu, 19 Desember 2010

Strategi Bersaing

MERANCANG STRATEGI BERSAING


• Strategi pemimpin pasar
• Strategi penantang pasar
• Strategi pengikut pasar:perusahaan yang mau mempertahankan pangsa pasarnya dan tidak menimbulkan gejolak
• Strategi pengisi relung pasar:perusahaan-perusahaan yang melayani segmen-segmen pasar kecil yang tidak terlayani oleh perusahaan yang lebih besar

Strategi pemimpin pasar
• Memperluas pasar keseluruhan:
-pemakai baru
-penggunaan baru
-penggunaan yang lebih sering
• Mempertahankan pangsa pasar
• Memperluas pangsa pasar

Strategi penantang pasar
• Mendefinisikan tujuan dan lawan strategis
• Memilih strategi penyerangan umum
• Memilih strategi penyerangan khusus

Strategi pengikut pasar
• Pemalsu :pemalsu meniru bulat-bulat produk dan kemasan pemimpin serta menjualnya dipasar gelap atau melalui distributor yang memiliki reputasi buruk
• Pengklon :pengklon berusaha menyamai atau melebihi produk,nama dan pengemasan produk pemimpin dengan variasi yg ringan
• Peniru :peniru mencotek beberapa hal dari pemimpin,namun masih mempertahankan diferensiasi kemasan,iklan,harga dan lain-lain.pemimpin tdk mempedulikan peniru asal peniru tdk menyerang pemimpin secara agresif
• Pengadaptasi :pengadaptasi mengambil produk pemimpin dan mengadaptasi atau memperbaikinya.pengadaptasi mungkin memilih untuk menjual ke pasar-pasar yang berbeda.namun,sering pengadaptasi menjadi penantang di masa depan

Perusahaan yang dominan dapat menggunakan enam strategi bertahan:
• Pertahanan posisi:mencakup membangun kekuatan merek yg unggul,yg membuat merek itu menjadi hampir tak terkalahkan
• Pertahanan rusuk:pemimpin pasar perlu membuat pos-pos penjagaan di luar guna melindungi sisi yg lemah,atau mungkin sebagai basis invasi untuk serangan balik
• Pertahanan mendahului:menyerang musuh sebelum musuh mulai menyerang dengan cara bergerilya dipasar,membajiri pasar,serangan harga yg terus-menerus
• Pertahanan serangan balik:kebanyakan pemimpin pasar jika diserang,akan menanggapi dengan menyerang balik.serangan balik yg efektif adalah menyerbu wilayah utama penyerang sehingga dia akan menarik beberapa pasukan untuk mempertahankan wilayahnya
• Pertahanan bergerak:pemimpin memperluas daerahnya ke wilayah baru yg nantinya dapat berfungsi sebagai pusat pertahanan atau penyerangan di masa depan
• Pertahanan mundur:mundur secara terencana bukanlah meninggalkan pasar,tetapi melepaskan daerah yg lemah dan memperkuat daerah yg kuat

Strategi penyerangan umum:
• Serangan frontal
• Serangan rusuk
• Serangan pengepungan
• Serangan menghindar
• Serangan gerilya

Strategi penyerangan khusus:
• Strategi diskon harga
• Strategi barang yang lebih murah
• Strategi barang yang bergengsi
• Strategi penganeka-ragaman produk
• Strategi inovasi produk
• Strategi perbaikan pelayanan
• Strategi inovasi distribusi
• Strategi penurunan biaya manufaktur
• Promosi periklanan intensif

Menganalisis Peluang Usaha


A. CARA MELIHAT PELUANG USAHA

Sebagai orang yang kreatif, calon wirausaha akan mampu melihat banyak peluang usaha yang diciptakan. Jika diindentifikasi, sebenarnya banyak sekali peluang (opportunity) yang menguntungkan, asal ada niat untuk bekerja keras, mau mendengarkan orang lain, mengakui kesalahan, ulet dan percaya akan kemampuan sendiri.

Peluang usaha yang ada harus digali dan dimanfaatkan dengan baik, jika tidak ingin didahului oleh orang lain. Peluang usaha bukanlah peluang jika kita tidak sanggup menemukan tindakan yang mungkin dan layak untuk mewujudkannya. Dengan mempelajari dinamika kehidupan masyarakat, wirausaha harus dapat menciptakan kesempatan kira-kira usaha atau bisnis apa yang paling tepat.

Bisnis yang dapat digunakan sebagai peluang usaha adalah bisnis yang mampu meraih keuntungan dengan cara menciptakan produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Apabila dianalisis, pada zaman sekarang, banyak orang bekerja begitu sibuknya, sehingga tidak sempat mengerjakan hal-hal yang dianggapnya kurang penting. Ini merupakan suatu hal yang bisa kita manfaatkan untuk memunculkan peluang atau kesempatan usaha, terutama di bidang jasa atau pelayan. Misalnya sebagai berikut :

1. Jasa Servis

Banyak orang yang ingin mengikuti perkembangan teknologi, sehingga banyak dijumpai alat canggih di rumah mereka, seperti TV, komputer, mesin cuci dan mobil. Namun mereka tidak punya waktu khusus untuk merawat dan memperbaiki bila terjadi kerusakan. Di sini, jasa servis sangat dibutuhkan.

2. Jasa Hiburan

Untuk mengurangi ketegangan pikiran karena kesibukan bekerja, didirikan usaha bioskop, café, diskotik dan sebagainya.

3. Jasa Transportasi

Contoh: menyediakan angkutan antar jemput anak sekolah, rental mobil dan sebagainya.

4. Jasa Kesehatan

Misalnya menyediakan sarana kebugaran, jasa kesehatan, jasa kecantikan (SPA, Fitnes, pijat refleksi dan sebagainya).

5. Jasa Yang Lain

Misalnya jasa penitipan anak, katering, tenaga kebersihan, penulisan, pengetikan karya tulis dan sebagainya.

Sedangkan untuk peluang usaha pemilihan produk, berupa barang, yang dapat menciptakan peluang usaha adalah dengan mempertimbangkan produk-produk sebagai berikut :

1. Mudah dalam pemakaian
2. Efisien dalam penggunaan
3. Kualitas produk yang terjamin
4. Hemat dalam pemakaian
5. Adanya jaminan keamanan dalam pemakaian

Produk/barang yang dibutuhkan oleh masyarakat yang disibukkan oleh berbagai kegiatan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Produk yang mampu mempermudah pekerjaan di rumah

Misalnya ; alat pemasak nasi sekaligus untuk menyimpan dan memanaskan sayur, panci yang multiguna (untuk menggoreng, merebus, dan oven), sapu yang berfungsi untuk mengepel dan menyapu lantai dan sebagainya).

Dengan adanya barang-barang tersebut, sangat dimungkinkan seseorang menyelesaikan lebih dari satu pekerjaan dalam waktu yang bersamaan dengan waktu yang cepat.

2. Produk yang mampu mempermudah pekerjaan di luar rumah

Misalnya ; tas multifungsi, yang bisa dipakai untuk kerja, tetapi juga bisa dipakai untuk membawa pakaian untuk perjalanan dengan cara dilipat atau dimodifikasi.

3. Produk lainnya yang dibutuhkan tanpa mengenal tempat

Misalnya ; air dalam kemasan, mie instan dan sebagainya.

Setelah menganalisis peluang usaha yang didasarkan pada jenis jasa dan produk, yang tidak kalah pentingnya adalah menganalisis peluang usaha yang didasarkan pada minat dan daya beli konsumen. Untuk membuka usaha berupa produk/barang maupun jasa tidak bisa mengabaikan besar kecilnya minat masyarakat dan kuat lemahnya daya beli mereka. Berikut ini beberapa pertanyaan yang dapat membantu wirausaha dalam memanfaatkan peluang usaha berdasarkan minat dan daya beli konsumen.

1. Apakah produk yang dibuat oleh wirausahawan terdapat dalam suatu industri yang berbasis dan berkembang pesat ?
2. Apakaha minat dan permintaan konsumen terhadap produk di masa depan akan berkembang pesat ?
3. Bagaimana cara wirausaha memproses produk agar sesuai dengan minat dan daya beli konsumen ?
4. Apa kelemahan khusus dari produk yang dibuat ?
5. Sampai di mana sumbangan pemasaran terhadap keberhasilan pembuatan produk berdasarkan minat dan daya beli konsumen ?
6. Bagaimana usaha wirausaha dalam meluaskan pemasaran dan pendistribusian produk ?
7. Dalam hal apakah produk bisa serupa/berbeda dengan produk buatan pesaing ?
8. Bagaimana cara mendesain model produk yang akan dibuat wirausaha ?

Berdasarkan pertanyaan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa agar produk/jasa yang kita ciptakan mampu menarik minat konsumen dan terjangkau oleh mereka, maka kita harus :

1. Memilih dan membuat produk/jasa yang bermanfaat, berkualitas dan laku dijual dengan harga bersaing,
2. Membuat desain yang baru dengan harga yang terjangkau,
3. Membuat produk/jasa yang cepat dan lebih murah,
4. Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan.

B. RISIKO USAHA

Berhasil tidaknya suatu usaha pada dasarnya tidak tergantung pada besar kecilnya ukuran usaha, tetapi lebih dipengaruhi oleh bagaimana cara pengelolaannya. Banyak risiko yang sering dijumpai pada usaha/bisnis, yaitu :

1. Risiko karena barang yang tidak laku

2. Risiko karena barang tidak bisa terbayar

3. Risiko karena adanya kredit macet

4. Risiko karena adanya pemogokan karyawan

5. Risiko karena harga barang-barang turun naik

6. Risiko karena tidak dipercaya oleh perbankan

7. Risiko karena tingkat penjualan rendah

8. Risiko karena kacaunya distribusi

9. Risiko karena sulitnya mencari bahan baku

10. Risiko karena kacaunya manajemen produksi

Seorang wirausaha harus mau dan mampu menghadapi semua risiko yang muncul dengan pertimbangan yang matang. Untuk selanjutnya diteruskan dengan membuat keputusan. Karena wirausaha sebagai penentu risiko dan bukan sebagai penanggung risiko.

Prosedur untuk menganalisis risiko dalam usaha/bisnis adalah :

1. Menetapkan tujuan dan sasaran usaha
2. Meneliti alternatif risiko
3. Merencanakan dan melaksanakan sebuah alternatif
4. Taksiran risiko usaha
5. Mengumpulkan informasi usaha
6. Mengurangi risiko usaha

Wirausaha yang sangat berinovatif, kreatif dan prestatif, biasanya mengambil risiko usaha yang sedang-sedang saja. Wirausaha ini selalu menerima adanya perubahan, suka mencoba pelbagai alternatif dan mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang usaha baru. Inovasi dalam usaha yang menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas, akan menerima tantangan dan memikul risiko yang sudah diperhitungkan sebelumnya.

Kamis, 09 Desember 2010

Diversifikasi Perusahaan

Diversifikasi Produk adalah memperbanyak atau menganekaragamkan jenis produk.  Misalkan satu produk utama akan dapat dibuat berbagai produk lainnya. Diversifikasi Produk juga fungsinya untuk membuat produk menjadi tahan lebih lama, memenuhi selera kebutuhan dan harapan konsumen, dan juga memperluas pasar.
Salah satu contoh perusahaan diversifikasi produk adalah Unilever.
PT Unilever Indonesia didrikan pada tanggal 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn. A.H Van Ophuijsen, notaris di batavia. Perusahaan Unilever melakukan diversifikasi produk untuk memenuhi selera kebutuhan dan harapan konsumen.
Berikut ini adalah beberapa produk-produk Unilever, seperti :
~ vaselin.
~ Blue band.
~ Lifebuoy.
~ Pepsodent.
~ Sariwangi.

Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi adalah suatu bidang studi yang sudah cukup lama berkembang. Perkembangannya bermula sejak tahun 1776, oleh orang yang dianggap sebagai "bapak ilmu ekonomi" yaitu Adam Smith (seorang pemikir dan ahli ekonomi Inggris) yang telah menerbitkan buku yang berjudul "An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations".



Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity)
Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan,pendidikankeluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi — seperti yang telah disebutkan di atas — adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebasteori lingkaran ekonomi,invisble handinformatic economydaya tahan ekonomimerkantilismebriton woods, dan sebagainya.
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah "pembuatan keputusan" dalam berbagai bidang dimana orang dihadapi pada pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikanpernikahankesehatan,hukumkriminalperang, dan agamaGary Becker dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini kadang-kadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.
Banyak ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan "apa seharusnya dilakukan para ahli ekonomi?" The traditional Chicago School, with its emphasis on economics being an empirical science aimed at explaining real-world phenomena, has insisted on the powerfulness of price theory as the tool of analysis. On the other hand, some economic theorists have formed the view that a consistent economic theory may be useful even if at present no real world economy bears out its prediction.

Pada masa ini berbagai analisis dalam ilmu ekonomi telah menjadi lebih kompleks dan memberi gambaran yang lebih lengkap mengenai kegiatan suatu perekonomian. Secara garis besar, analisis utama dalam ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu teori mikroekonomi dan teori makroekonomi.

Ada beberapa aspek yang erat hubungannya dengan metodologi dalam analisis ekonomi. Berikut ini adalah aspek-aspek tersebut :
1.        Masalah pokok ekonomi yang dihadapi setiap masyarakat, yaitu masalah kelangkaan atau kekurangan.
2.       Jenis-jenis analisis ekonomi.
3.       Ciri-ciri utama suatu teori ekonomi dan kegunaan teori ekonomi.
4.       Bentuk-bentuk analisis yang digunakan ahli-ahli ekonomi dalam menerangkan teori ekonomi dan menganalisis berbagai peristiwa dalam perekonomian.

Masalah pokok perekonomian.

Untuk melakukan kegiatan ekonomi, para ahli-ahli ekonomi menerangkan tentang masalah "scarcity" yaitu masalah kelangkaan atau kekurangan.


Masalah Kelangkaan.

Kelangkaan atau kekurangan berlaku sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat dengan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat. Untuk menikmati berbagai jenis barang dan jasa, setiap masyarakat selalu terdapat keinginan yang relatif tidak terbatas. sebaliknya di lain pihak, sumber-sumber daya atau faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut adalah relatif terbatas. Oleh karena itu masyarakat tidak dapat memperoleh dan menikmati semua barang yang mereka butuhkan atau inginkan.


Jenis-jenis barang.

Terdapat banyak cara untuk menggolongkan jenis-jenis barang dalam perekonomian, yaitu :
1.        Barang ekonomi, adalah barang yang memerlukan usaha untuk memperolehnya (contoh : beras, makanan lain dan barang-barang produksi industri).
2.       Barang cuma-cuma, adalah barang yang dapat dinikmati tanpa melakukan kegiatan memproduksi (contoh : udara, oksigen, sinar matahari dan air hujan).

Faktor-faktor produksi.

Faktor-faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian akan menentukan sampai dimana suatu negara dapat menghasilkan barang dan jasa. Faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
1.        Tanah dan sumber alam, Faktor produksi ini disediakan alam. Faktor produksi ini meliputi tanah, berbagai jenis barang tambang, hasil hutan dan sumber alam yang dapat dijadikan modal seperti air yang dibendung untuk irigasi atau untuk pembangkit tenaga listrik.
2.       Tenaga kerja, Faktor produksi ini bukan saja berarti jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi juga keahlian dan keterampilan yang mereka miliki.
3.       Modal, Faktor produksi ini merupakan benda yang diciptakan oleh manusia dan digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang mereka butuhkan. Contohnya adalah sistem pengairan, jaringan jalan raya, bangunan pabrik dan pertokoan, mesin-mesin dan peralatan pabrik dan alat-alat pengangkutan.
4.       Keahlian keusahawanan, Faktor produksi ini berbentuk keahlian dan kemampuan pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Dalam menjalankan suatu kegiatan ekonomi, para pengusaha akan memerlukan ketiga faktor produksi yang lain yaitu tanah, modal dan tenaga kerja.


sumber : 
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_ekonomi

Sejarah Akuntansi

   Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.


  Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA), dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik)
Jantung akuntansi keuangan modern ada pada sistem pembukuan berpasangan. Sistem ini melibatkan pembuatan paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi: satu debit pada suatu rekening, dan satu kredit terkait pada rekening lain. Jumlah keseluruhan debit harus selalu sama dengan jumlah keseluruhan kredit. Cara ini akan memudahkan pemeriksaan jika terjadi kesalahan. Cara ini diketahui pertama kali digunakan pada abad pertengahan di Eropa, walaupun ada pula yang berpendapat bahwa cara ini sudah digunakan sejak zaman Yunani kuno.



  Kritik mengatakan bahwa standar praktik akuntansi tidak banyak berubah dari dulu. Reformasi akuntansi dalam berbagai bentuk selalu terjadi pada tiap generasi untuk mempertahankan relevansi pembukuan dengan aset kapital atau kapasitas produksi. Walaupun demikian, hal ini tidak mengubah prinsip-prinsip dasar akuntansi, yang memang diharapkan tidak bergantung pada pengaruh ekonomi seperti itu.

  Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik - sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) - sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 - 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.
Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan di tahun 1588 oleh John Mellis dari Southwark, yang termuat perkataanya, "I am but the renuer and reviver of an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543: collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane." John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah "after the forme of Venice".
  

  Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan selama suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.


PEMBAHASAN

1. DEFINISI AKUNTANSI


Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.


Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.

A. Fungsi Akuntansi 
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.

B. Prinsip Akuntansi
Adapun prinsip-prinsip akuntansi yaitu :
1. Prinsip kesatuan Usaha ( Entity )
Suatu anggapan bahwa akuntansi diterapkan pada suatu unit ekonomi yang merupakan suatu kesatuan usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari unit ekonomi lainnya juga dari pemiliknya. Dalam pelaksanaannya prinsip ini mengharuskan ada pemisahan antara harta dan kewajiban perusahaan dengan harta dan kewajiban pemiliknya, atau dengan harta dan kewajiban perusahaan lain.

2. Prinsip Kontinuitas ( Going Concern )


Suatu anggapan bahwa akuntansi diterapkan pada suatu perusahaan ( unit ekonomi ) yang didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas, atau dalam keadaan normal akan terus menjalankan usahanya. Prinsip ini memungkinkan adanya beban-beban ( biaya-biaya ) yang ditangguhkan pembebanannya, misalnya penurunan nilai ( penyusutan ) gedung atau mesin-mesin yang dipergunakan dalam usaha perusahaan, kerugian karena penyusutannya akan dibebankan kepada periode-periode selama masa penggunaannya.

3. Prinsip Konservatisme ( Conservatism )


Prinsip ini merupakan prinsip berhati-hati, terutama dalam penyajian laporan laba bersih. Dengan prinsip ini pendapatan bersih cenderung dilaporkan dengan jumlah yang lebih kecil, sehingga timbul kecenderungan untuk memilih metode penilaian harta yang menghasilkan pendapatan bersih yang lebih kecil. Misalnya : dalam menilai persediaan barang dagangan dengan dasar harga terendah antara harga beli dengan harga pasar. Dengan demikian dalam pelaksanaannya prinsip ini tidak mengakui laba yang belum dapat direalisasi, sementara kerugian yang telah dapat diperkirakan harus diakui sebagai rugi.

4. Prinsip Konsistensi ( Consistency )


Prinsip ini menuntut konsekuen dalam menerapkan metode-metode atau ketentuan-ketentuan, artinya suatu metode yang telah diterapkan dalam tahun (periode) yang lalu, hendaknya diterapkan pada periode sekarang dan periode yang akan datang.
Dengan prinsip memungkinkan analisa perbandingan antara laporan keuangan suatu periode dengan laporan keuangan periode-periode yang lain. Dalam praktik, penerapan prinsip konsistensi tidaklah mutlak, perubahan metode-metode atau ketentuan-ketentuan diperbolehkan dengan syarat, jika penerapan metode yang baru/lain dianggap lebih wajar dalam menginformasikan pendapatan bersih dan posisi keuangan perusahaan.

5. Prinsip Buku Berarti ( Materiality )


Usaha memperoleh data yang tepat dan pengungkapan yang lengkap dalam akuntansi tidaklah mengabaikan unsur kepraktisan. Pencatatan suatu jumlah dalam pos yang salah dapat diabaikan, jika jumlah atau pos tersebut tidak cukup penting ( material ). Misalnya : pembelian sebuah kendaraan angkutan seharga Rp 20.000.000,00 dalam laporan keuangan diinformasikan/tercatat dalam pos lain.
Hal ini dapat diabaikan jika total nilai harta yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan, misalnya Rp 500.000.000,00. Tetapi jumlah Rp 20.000.000,00 akan cukup berarti, jika total nilai harta perusahaan sebesar Rp 200.000.000,00
Suatu pos dianggap penting ( material ), jika penyajian/informasi pos yang bersangkutan dalam laporan keuangan akan berpengaruh kepada analisa dan keputusan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Prinsip ini juga diterapkan dalam prosedur pencatatan pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan penggunaan aktiva tetap, yaitu untuk menentukan pengeluaran mana yang dicatat sebagai beban periode yang bersangkutan dan pengeluaran mana yang dicatat sebagai penambahan nilai aktiva ( dikapitalisasi ).


6. Prinsip Lengkap ( Completeness )


Prinsip ini menuntut bahwa laporan keuangan, catatan-catatan atau bahan-bahan keterangan yang ada hubungannya dengan laporan keuangan, dan yang penting bagi para pemakai laporan keuangan, harus diinformasikan secara lengkap, tidak ada yang disembunyikan.

7. Prinsip Dapat Dimengerti ( Understanbility )


Semua data dan informasi yang penting yang tercantum dalam laporan keuangan, harus diungkapkan sejelas-jelasnya, agar para pemakai laporan keuangan dapat mengerti dengan jelas.


C. Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode. Apabila digambarkan, siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:

Siklus akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi.
b. Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian)
c. Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal ke akun Buku Besar.
d. Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo unttuk mengecek keseimbangan Buku Besar.
e. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada Neraca Saldo.
f. Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat penutup.
g. Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba, Laporaan Perubahan Modal dan Neraca.

D. Manfaat Akuntansi
Dari Segi Bisnis
- Kemampuan informasi akutansi untuk memperoleh laba dan arus kas
- Manfaat informasi laba dan arus kas operasi dalam memprediksi laba
- Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Pemasaran

Dari Segi Pendidikan
- Mengajarkan para siswa untuk mengatur pengeluaran dan pemasukan mereka
- Menambah ilmu pengetahuan

2. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen.
Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.


Laporan keuangan terdiri dari:
• Neraca, menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.
• Perhitungan laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
• Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan.
• Catatan atas laporan keuangan, menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan.


Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.

A. Bentuk Laporan Keuangan
Kalau kita menelusuri bentuk laporan dari beberapa perusahaan, akan kita temukan berbagai macam bentuk laporan. Laporan tersebut dapat kita golongkan ke dalam dua kelompok yaitu laporan operasional dan laporan keuangan. Laporan operasional digunakan untuk mengawasi aktivitas perusahaan dan diprint-out langsung oleh bagian yang terkait langsung dengan aktivitas tersebut serta laporan operasional sering tidak dilengkapi dengan satuan nilai mata uang. Namun tidak berarti laporan operasional tidang memerlukan satuan nilai mata uang tersebut. Bentuk laporan operasional sangat tergantung pada jenis operasional perusahaan. Laporan keuangan adalah laporan yang menyangkut asset perusahaan dan perubahannya. Laporan keuangan mempunyai bentuk standar dan aturan, prosedur yang harus dipenuhi dan dibuat oleh bagian akuntansi. Laporan akuntansi utama adalah Neraca (Balanced), Laporan Rugi laba (income statement) dan Laporan perubahan modal (Capital Statement).
Menurut PSAK No.1 Revisi 98, Pragraph 07:
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
a. neraca,
b. laporan laba-rugi,
c. laporan perubahan ekuitas,
d. laporan arus kas,

B. Isi Laporan Keuangan

1. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan ikhtisar dari pendapatan dan beban-beban untuk satu periode masa atau waktu tertentu. Terkait dengan pencatatan beban, laporan laba rugi dapat disusun dengan 2 metode:
• Langkah Langsung (Single Step) yaitu laporan laba rugi yang menggunakan langkah langsung tidak membedakan beban penjualan dengan beban umum dan administrasi.
• Langkah Bertahap (Multi Step) yaitu pada langkah bertahap, beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta pendapatan dan beban lain-lain, dibedakan satu sama lain dan dikelompokan sesuai dengan kelompok masing-masing.

2. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan berisikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan untuk satu periode tertentu.

3. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan berisikan informasi mengenai keadaan harta, utang dan modal perusahaan sampai dengan sewaktu-waktu tertentu, biasanya akhir tahun. Neraca dapat berbentuk :
• Neraca Bentuk Akun T adalah neraca dengan susunan kelompok harta disebelah kiri dan kelompok utang dan modal sebelah kanan.
• Neraca Bentuk Laporan adalah neraca dengan susunan kelompok harta pada bagian atas, disusul dengan kelompok utang dan modal pada bagian bawah.

4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kan melaporkan jumlah uang yang diterima dan uang yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu. Arus kas yang dilaporkan dibagi atas 3 jenis aktivasi:
• Arus Kas dari Aktivasi Operasi adalah arus kas dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi laba bersih.
• Arus Kas dari Aktivasi Investasi adalah arus kas dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi investasi pada aktiva tidak lancer.
• Arus Kas dari Aktivasi Pembiayaan adalah arus kas dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi utang dan modal.

C. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

D. Manfaat Laporan Keuangan
Bagi Perusahaan :
- Membantu pemimpin perusahaan dalam mengambil kebijakan dan keputusan bagi kelangsungan perusahaan
- Mengetahui siklus arus kas perusahaan
- Mengetahui keadaan perusahaan yang sesungguhnya

Bagi Rumah Tangga
- Membantu mengontrol dalam pengeluaran Rumah Tangga
- Untuk membantu pengambilan keputusan untuk barang pemenuhan kebutuhan apa yang dibutuhkan

KESIMPULAN 

Siklus Akuntansi adalah suatu proses pembuatan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode tertentu. Dimulai dengan terjadinya transaksi transaksi yang dicatat dan dikumpulkan secara sistematis.
Transaksi-transaksi yang beranekaragam sifatnya, umumnya dicatat dalam bukti-bukti formil yang catatan-catatan selanjutnya.
Dari bukti-bukti asli tersebut kemudian diadakan dalam Buku Harian (jurnal) . Selanjutnya dipindahkan ke Buku Besar (Ledger). Pemindahan Buku Harian ke Buku Besar merupakan klasifikasi menurut sifat masing-masing transaksi dalam perkiraan-perkiraan. Disamping Buku Besar terdapat pula Tambahan (Sub Ledger) yang memperinci tiap gabungan dalam Buku Besar. Buku Tambahan ini antara lain Buku Piutang, Buku Hutang, Buku Persediaan, dan lain – lain.
Pada akhir tahun suatu masa (akhir tahun) atau akhir setengah tahun dari buku daftar kertas kerja (Work Sheet) yang memuat semua perkiraan dalam buku Besar. Kertas Kerja ini sekaligus dipakai untuk menyusun Perhitungan Laba-Rugi dan Neraca setelah diadakan pembetulan-pembetulan seperlunya dan pemindahan pos-poss tertentu yang disebut dengan penyesuaian (adjustment).Setelah Kertas Kerja selesai disusunlah Laporan Keuangan berupa Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan.

Bisnis Internasional

Bisnis internasional adalah semua transaksi bisnis, baik pemerintah maupun swasta, yang melibatkan dua negara atau lebih.

Mengapa kita perlu tertarik mempelajari bisnis ini?
     Jawaban sederhananya adalah bisnis ini meliputi bisnis skala besar maupun berkembang dari seluruh bidang usaha. Hari ini, hampir semua perusahaan, besar atau kecil, akan terpengaruh oleh kegiatan dan kompetisi global, karena sebagian besar menjual keluar dan/atau investor yang aman dari luar negeri dan/atau bersaing dengan produk dan layanan yang berasal dari luar negeri.
Beberapa perusahaan yang terlibat dalam beberapa bentuk bisnis internasional melakukan kegiatan ekspor dan impor dalam transaksinya.

Dalam kegiatan bisnis internasonal tidak hanya meguntungkan bagi perseorangan saja ataupun pemilik perusahaan, melainkan juga menguntungkan bagi Negara. Karena dalam perdagangan internasonal ataupun bisnis internasonal kedua Negara yang berhubungan pasti saling terlibat dan dalam dunia bisnis internasonal setiap barang yang masuk kedalam negeri dari luar negeri maupun bentuk barang dan invektor pasti di kenakan biaya masuk dan biaya itu menghasilkan devisa bagi Negara tersebut.

Banyak dari ahli-ahli bisnis ini menyatakan bahwa ekspor adalah proses logis yang alami alam, terutama dilihat sebagai metode pemahaman negara sebagai target, yang sesuai dengan perpaduan pemasaran, mengembangkan rencana pemasaran berdasarkan penggunaan gabungan , melaksanakan rencana melalui strategi, dengan menggunakan metode kontrol untuk memastikan strategi untuk bertahan.


Proses ekspor ini dikaji dan dievaluasi secara berkala dan dimodifikasi yang dibuat dengan menggunakan percampuran, untuk mendapatkan pangsa pasar yang berdampak pada perubahan daya saing. Pandangan ini tampaknya menunjukkan bahwa banyak teori bisnis internasional yang berkaitan dengan perusahaan yang berbasis internasional dan mempunyai ambisi-ambisi global, tidak sering berubah tergantung pada kebutuhan khusus dari setiap negara.

Inti masalah lain bisnis internasional adalah pertumbuhan perusahaan, pentingnya jaringan dan interaksi. Pandangan ini tampak pada cara dimana perusahaan dan organisasi berinteraksi dan membentuk jaringan, dimana satu sama lain memperoleh keuntungan komersial di pasar dunia.

Jaringan yang sama dapat menggunakan sub-kontraktor atau komponen, berbagi penelitian dan pengembangan atau biaya operasi yang sama. Jelas, ketika usaha merumuskan sebuah blok perdagangantanpa hambatan internal, maka mereka benar-benar membuat jaringan mereka sendiri. Kolaborasi dalam aerospace, manufaktur kendaraan dan teknik yang disponsori semua pembangunan suatu negara atau sekelompok negaraberdasarkan pandangan mereka sendiri membangun jaringan internal pasar.

Jaringan dan interaksi pendekatan internationalisasi menunjukkan substansi yang dapat mempengaruhi keputusan ketika mengetahui bagaimana jaringan global pemain bekerja atau berinteraksi. Misalnya, jaringan pasar yang penting adalah di Timur Tengah. Negara-negara Timur Tengah yang kaya, pasar yang berbeda, dengan bersemangat dan beragam warisan budaya. Ini berarti bahwa meskipun ada proses harmonisasi selama beberapa tahun terakhir, tetapi masih ada perbedaan.

Harus diakui bahwa karena peraturan dan kebutuhan negara-negara harus kembali karena mereka memasuki pasar global atau bisnis internasional, melakukan apapun jenis usaha dapat sangat kompleks. Harus diingat bahwa meskipun negara-negara Timur Tengah yang rata-rata berpenghasilan rendah, mereka ingin perbedaan budaya mereka diakui. Individu atau perusahaan yang akan atau telah mengakui fakta ini memiliki kesempatan yang baik berhasil mengembangkan strategipemasaran bisnis internasional untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untungnya, beberapa perusahaan telah menyadari perbedaan ini penting, ketika keputusan strategis dibuat untuk penetrasi ke pasar-pasar jenis ini.

TAHAP MENJADI PEMASAR INTERNASONAL
untuk menjadi bisnis internasonal tidaklah menjadi begitu saja. Melainkan melalui beberapa tahap.

1.no foreign marketing
Bisnis sudah berhubungan dengan dunia internasonal tetapi bukan karena inisiatif atau belum ada usaha sendiri untuk memasarkan ke pasar luar negeri

2.infequent foreign
perusahaan bisnis mulai memasarakan sendiri kepasar luar negeri tetapi kalau hanya mempunyai surplus produksi

3. Regular foreign
Produsen bisnis mempunyai perancanaan untuk memasarkan produknya kepasar asing. Di pasarkan sendiri atau melalui penyalur domestic maupun distributor asing.


4. Global marketing operation
Pada phase ini produsen benar-brnar telah terlibat dengan dunia bisnis internasonal secara gelobal.

LINGKUNGAN INTERNASONAL

ekonomi suatu Negara di pengaruhi oleh beberapa hal: populasi,struktur industry dan distribusi pendapatan . pada dekate ini lebih dari 75% penduduk dunia tingal di Negara –negara selatan yang hanya mampu memeproduksi produk dunia (GNP) sebesar 20% dari fokosumsi dunia. Sedangkan dunia utara yang hanya berpenduduk 25% mampunyai 80% dari (GNP) dunia.


sumber : 

Tangggung Jawab Sosial Suatu Bisnis

1. Benturan dengan kepentingan masyarakat.

Proses produksi seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan perusahaan). Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah, maupun kecil). Benturan ini kerap kali terjadi karena perusahaan menimbulkan polusi.

Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial.

Untuk menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika bisnis. Berikut adalah hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis :
1. Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat. Kendala yang akan sering dihadapi 
adalah adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan.
2. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa,
karsa, dan karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.


2. Dorongan tanggung jawab sosial.

Berikut ini adalah klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah bisnis :


1. Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan.
Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak lain yang berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan dengan pihak luar.

Manfaat penerapan manajemen orientasi kemanusiaan.
Penerapan manajemen akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara pelaku bisnis dan dari pihak luar. Manfaat tersebut adalah, sebagai berikut :
a. Peningkatan modal kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas
kerja.
b. Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi
manajemen parsitipatif.
c. Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja
yang menyenangkan dan baik.
d. Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
e. Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan
selanjutnya dari perusahaan.

2. Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan.
Ekologi, yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Contohnya, maraknya penebangan hutan sebagai bahan dasar industri, perburuan kulit ular, penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak.
3. Penghematan energi.
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari SDA yang tidak dapat dipengaruhi seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa SDA tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut, yang diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya, nuklir, angin air serta laut.
4. Partisipasi pembangunan bangsa.
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan. Dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah untuk menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada.
5. Gerakan konsumerisme.
Awal perkembangannya tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil meberlakukan Undang-undang Perlindungan Konsumen.
Berikut adalah Tujuan dari gerakan konsumerisme ini adalah :
a. Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan
konsumen atas praktek bisnisnya.
b. Pelaksanaan strategi advertensi atau periklanan yang realistic dan mendidik serta tidak
menyesatkan masyarakat.
c. Diselenggarakan panel-panel disuksi antara wakil konsumen dengan produsen.
d. Pelayanan purna jual yang lebih baik.
e. Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan
konsumen daripada promosi semata.


3. Etika bisnis.

Merupakan penerapan secara langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri.
1. Hubungan antara bisnis dengan langganan/konsumen.
Merupakan pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui. Berikut adalah beberapa contohnya :
a. Kemasan yang berbeda-beda menyulitkan konsumen untuk membandingkan harga
terhadap produk.
b. Kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi di dalamnya sehingga diperlukan
penjelasan tentang isi serta kandungan yang terdapat dalam produk tersebut.
c. Promosi terutama iklan merupakan gangguan etis yang paling utama.
d. Pemberian servis dan garansi sebagai bagian dari layanan purna jual.
2. Hubungan dengan karyawan.
Bentuk hubungan ini meliputi : penerimaan (recruitment), latihan (training), promosi, transfer, demosi maupun pemberhentian (termination). Dimana semua bentuk hubungan tersebut harus dijalankan secara objektif dan jujur.
3. Hubungan antar bisnis.
Merupakan hubungan yang terjadi diantara perusahaan, baik perusahaan kolega, pesaing, penyalur, grosir maupun distributornya.
4. Hubungan dengan investor.
Pemberian informasi yang benar terhadap investor maupun calon investor merupakan bentuk hubungan ini. sehingga dapat menghindari pengambilan keputusan yang keliru.
5. Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan.
hubungan dengan lembaga keuangan, terutama jawatan pajak pada umumnya merupakan hubungan yang bersifat financial, berkaitan dengan penyusunan Laporan Keuangan.


4. Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis.

Penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik dalam masyarakat.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di indonesia adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP).
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak
dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur
kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberpa contoh hak karyawan adalah seperti
cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi
menjaga lingkungan.
c. Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (k3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang
berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun yang
lainnya.
d. Perkebunan Inti Rakyat (PIR).
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik
masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan
dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang
berfungsi sebagai plasma.
e. Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat.
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah
sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. terkadang hal ini menyebabkan masalah
kepada pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam
pelaksanaannya.


* Tanggung jawab sosial (sosial responsibility).
- Etika mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja atau suatu usaha bisnis untuk
menyeimbangi komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya.
contoh : Bertanggung jawab terhadap investor, untuk memaksimalkan profit, karyawan,
konsumen dan bisnis lain.

sumber :

http://arul06agustus1990.blogspot.com/2010

http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan

TEKNIK ANALISIS MERAMALKAN KAS PERUSAHAAN

Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus dapat segera diubah menjadi kas dalam jumlah yang diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagau setara kas hanya segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal pe
rolehannya. Jadi tidak semua investasi jangka pendek dikelompokkan sebagai setara kas. Hal ini tergantung pada kebijakan keuangan yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaan. Suatu perusahaan harus memiliki kebijakan yang jelas dalam menentukan perkiraaan-perkiraan apa saja yang termasuk dan tidak termasuk adalam katagori sebagai setara kas, dan kebijakan ini harus diungkapkan dalan catatan atas laporan keuangan perusahaan serta harus dijalankan secara konsisten dari waktu ke waktu.

Pengertian Laporan Kas
Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya akan mengalami arus masuk kas (cash inflows) dan arus keluar (cash outflows). Apabila arus kas yang masuk lebih besar dari arus kas yang keluar maka hal ini akan menunjukkan positive cash flows, dan sebaliknya apabila arus kas masuk lebih sedikit daripada arus kas keluar maka arus kas yang tejadi akan negative cash flows.
Definisi arus kas menurut PSAK No. 2 adalah : “Arus masuk dan keluar kas atau setara kas”. (1995:2.3). Para Praktisi dibidang akuntansi sebenarnya telah lama menggunakan variasi dari laporan arus kas. Adapun nama-nama yang dimaksud adalah laporan sumber dan laporan perubahan posisi keuangan.
Laporan arus kas yang tercakup dalam laporan tahunan, memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan keluar kas dan setara kas. Lebih lanjut, menganalisa semua perubahan yang mempengaruhi kas dan setara kas dalam kategori operasi, investasi dan pendanaan dari suatu perusahaan selama suatu periode dalam format yang merekonsiliasi saldo awal dan saldo akhir kas dan setara kas.
Kegunaan laporan Kas
Tujuan dari laporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktifitas operasi, investasi dan pendanaan dari suatu entitas selama suatu periode.
Kegunaannya :
1. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa depan,
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, kemampuan membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan eksternal.
3. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding penerimaan serta pengeluaran kas yang berkaitan.
4. Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baiuk kas maupun non kas

Penyajian Laporan Kas
Karakteristik transaksi dan kejadian lain dari setiap jenis aktifitas-aktifitas dapat dijelaskan sebagai berikut :
 
1.      Aktifitas Operasi
2.      Aktifitas Investasi
3.      Aktifitas Pendanaan

perusahaan diwajibkan untuk melaporkan arus kas dari aktifitas operasi dengan menggunakan salah satu metode dibawah ini :
1.      Metode Langsung
Metode langsung mengungkapkan kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto. Dalam metode ini setiap perkiraan yang berbasis akrual pada laporan laba rugi diubah menjadi perkiraan pendapatan dan pengeluaran kas sehingga menggambarkan penerimaan dan pembayaran aktual dari kas. Jadi, metode langsung memfokuskan pada arus kas daripada laba bersih akrual, oleh karena itu dianggap lebih informatif dan terperinci.
2.      Metode Tidak Langsung
Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dari masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Jadi pada dasarnya metode tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh perusahaan. Metode ini memberikan suatu rangkaian hubungan antara laporan arus kas dengan laporan laba rugi dan neraca.
Beberapa peralatan dasar yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dijabarkan lebih lanjut oleh Harahap (1998:217) sebagai berikut :
1)      Analisis Perbandingan
Dalam analisis perbandingan, informasi yang sama disajikan untuk dua atau lebih tanggal atau periode yang berbeda sehingga pos-pos yang serupa dapat diperbandingkan.
2)       Analisis Persentase
Metode ini merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk presentasi. Laporan keuangan presentatif berguna dalam analisis struktur internal laporan keuangan, karena dalam laporan keuangan presentatif menyatakan proporsional dari setiap pos laporan keuangan dalam suatu periode tertentu terhadap angka dasar.
3)      Metode Index time Series
Dalam metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengkonversi angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Beranjak dari tahun dasar ini maka dibuat indeks tahun-tahun lainnya sehingga dapat dibaca dengan mudah perkembangan angka-angka laporan keuangan tersebut pada periode yang lain.
4)      Analisis Rasio
Analisis rasio keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dalam laporan keuangan dengan pos lain yang memiliki hubungan yang signifikan. Analisis rasio keuangan berguna untuk menentukan kesehatan atau kinerja keuangan suatu perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio keuangan yang umum diperkenalkan dalam kebanyakan literatur dan yang sering digunakan adalah rasio likuiditas, solvabilitas, aktifitas dan profitabilitas. Rasio-rasio tersebut kemudian dibandingkan dengan rasio-rasio perusahaan itu sendiri selama beberapa periode untuk menilai perkembangan perusahaan tersebut. Selain itu dapat dibandingkan dengan rasio-rasio dari beberapa perusahaan yang sejenis untuk menilai kinerja perusahaan, apakah perusahaan berada diatas, sama, atau dibawah rata-rata industri.
5)      Evaluasi Kinerja Perusahaan
Laporan arus kas dapat membantu para pemakainya untuk melihat bagaimana saldo kas dan setara kas dalam neraca perusahaan berubah dari awal hingga akhir periode akuntansi dan apa artinya perubahan tersebut bagi perusahaan, apakah menunjukkan prestasi positif atau negatif.
6)      Analisis Rasio Arus Kas
Analisis laporan arus kas menurut Plewa dan Friedlob (1995:228), terdiri atas rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan pengeluaran modal serta rasio pengembalian kas.